Langsung ke konten utama

Kisah dari Almarhum Bapa Lerandus

Kisah dari Almarhum Bapa Lerandus, Leonardus Tekege sangat menyedihkan. Dia punya caset tape ada 3 buah caset antara lain Mambesak, kurana Mambesak dan Yaromba. Saat Beliau mau meninggal ketiga caset itu dia bakar sampai menjadi debuh, kemudian debuh caset itu dia makan sebagai bekal perjalanan detik-detik terakhir untuk Meninggal. Memang orang ini sungguh luar biasa dan sangat mencintai lagu tradisional Papua.
Cintanya Beliau terhadap Lagu tradisional tidak sama seperti cinta anak muda sekarang terhadap lagu mambesak, kurana mambesak dan yaromba.

Sumber Akun Fb: @Momaipai Papua Makimee
Diposting oleh : Admin Meeuwo Tempo Doeloe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELIHAT PELANGGARAN HAK PENENTUAN NASIB SENDIRI BANGSA PAPUA BARAT DAN CARA PENYELESAIANNYA.

MELIHAT PELANGGARAN HAK PENENTUAN NASIB SENDIRI BANGSA PAPUA BARAT DAN CARA PENYELESAIANNYA. Merefleksikan 60 Tahun (1 Mei 1963-1 Mei 2023) Kekuasaan Indonesia di Papua Barat (By:Kristian Griapon, Mei 1, 2023) Tinjauan Kasus Indonesia telah melanggar hak penentuan nasib sendiri (rights to self determinations), hak politik bangsa Papua Barat di wilayah geografi New Guinea Bagian Barat yang kini disebut Papua Barat. Hak politik bangsa Papua Barat itu telah dijamin berdasarkan perjanjian New York, 15 Agustus 1962, sebuah perjanjian yang telah diratifikasai oleh para pihak Indonesia dan Belanda, yang bersengketa dalam perebutan kekuasaan terhadap wilayah geografi New Guinea Bagian Barat, dan telah menjadi pelaporan Sekjen PBB, serta dideposit pada majelis umum PBB. Pelanggaran hak penentuan nasib sendiri berdasarkan fakta pelaksanaan Pepera (Act of Free Choice) 14 Juli - 2 Agustus 1969 di Papua Barat oleh Indonesia, telah melanggar klausula New York Agreement, 15 Agustus 1962,

Riwayat Hidup Misionaris Ottow dan Geissler

Riwayat Hidup Misionaris Ottow dan Geissler Kutipan Catatan dari Buku "AJAIB   DI MATA KITA" Carl Williem Ottow (1826-1862) Carl Williem Otto dilahirkan pada tahun 1825. Sejak berumur 18 tahun ia mulai tertarik untuk menjadi pekabar injil. Ia termotifasi oleh khotbah dari seorang pendeta di jemaatnya.Selama kurang waktu 7 tahun bergumul bagaimana mengwujudkan minatnya, sebab lingkungan keluarga sendiri tidak mendukung, terutama ayahnya yang bersikap keras, maupun ibunya sendiri pula berkebratan, karena Carl banyak membantu dirinya dalam soal-soal penghidupan keluarga. Selama bertahun-tahun Otto terus mengumuli niatnya itu dengan doa dan akhinya ia memutuskan untuk bertemu dengan Gossner. Kepada Gossner ia mengisahkan kesulitannya, tetapi ia tidak mendapat respon baik dari Gossner, secara tegas Gossner menulis surat kepadanya. Katanya kalau orang tua anda berkebrata, sayapun tidak menerima anda. Penolakan dari Gossner tidak membedung niat itu, ia dengan penuh ketabahan melakuk

Refleksi Paskah dan teologi pembebasan dalam perjuangan rakyat Papua Barat dari penindasan.

Refleksi Paskah dan teologi pembebasan dalam perjuangan rakyat Papua Barat dari penindasan. Tuhan Yesus itu meninggalkan kemuliaan, tinggalkan kebenaran, tinggalkan sifa ke Allahan dan siap menderita. Siap diolok, siap disiksa, siap diejek dan siap di kurang dalam penjara terali besi.  Bagaimana orang Papua yang sedang memperingati hari kematian Yesus di kayu salib. Apakah orang Papua elit-elit politik, tokoh-tokoh gereja, siap meninggalkan rumah  mewah, tinggalkan Jabatan, tinggalkan kemapanan dan mengambil keputusan berjuang bersama rakyat Papua menuntut kemerdekaan dari indonesia.   Apakah orang asli Papua saat ini peringatan hari paskah siap mati seperti Yesus demi selamatkan orang asli Papua dari pemusnahan secara sistematis masif dan terstruktur? Bicara Papua Merdeka takut mati apalagi mengorbankan diri menderita dalam perjuangan pembebasan Nasional Papua Barat. Jika anda takut bicara pembebasan Bangsa dari perbudakan dan cengkraman kolonial maka anda tidak bisa menga