Hasrat manusia tidak bisa dibatasi oleh siapapun karena manusia secara individualitas memiliki karakter esistensia dan egoisme individu.
Demikian realita kita saksikan kini, Ketika hasrat menguasai penampakan dunia dan tidak ada kekuatan yang mampu membalasnya.
Maka yang tercipta adalah kondisi ekstrim yaitu segala sesuatu berkembang, bertumbuh dan berkembang biak dengan kecepatan tinggi tanpa kendali, melewati batas batas yang seharusnya tidak ia lewati, overproduksi, overaksi overekstasi overinformasi dan overkomunikasi.
Kondisi ekstrim adalah kondisi saat hasrat melampaui segala bentuk hasrat pembatasan baik oleh negara, agama sistem sosial dan hukum sehingga dengan mampu merealisasikan segala dorongan merealisasikan semua kepuasan.
Mesin hasrat mampu mendorong dan mendobrak segala batas norma atau pembatasan untuk memproduksi segala objek bagi pemenuhan hasrat individualisme.
Tidak ada lagi membatasi hasrat maka ia akan mengalir bebas melampaui batas batas yg seharusnya tidak boleh dilewati terutama batas sifat asli (natural) dengan melewati kecepatan maksimal.
Ketiga batas kecepatan itu dilewati kecepatan teknologi produksi konsumsi informasi maka manusia digiring ke arah sebuah kondisi tanpa ada gaya gravitasi yang disebut escape velocity.
Pada kondisi demikian segala sesuatu mengapung (tanda, citra, uang, tontonan, produk dan informasi) tanpa kendali.
Tidak ada satu gaya gravitasi (tabu, adat, aturan dan hukum) yang mampu menahan pergerakan dan produksi hasrat sehingga ia mencari kenal-kenal pelepasan yang seakan akan tanpa batas.
Melemahnya kekuasaan institusi adat agama,budaya, hukum negara di dalam produksi hasrat sangat tinggi seperti internet membuka ruang seluas luasnya bagi tumbuh kembangnya objek pelampiasan hasrat.
Hasrat selalu bekerja ke arah dua orientasi yang berlawanan arah.Disatu pihak dia tanpa henti henti mencari pelepasan arusnya di dalam berbagai wujud material di dalam dunia fisik dan non material dalam dunia mental.
Di pihak lain ia mendobrak segala bentuk larangan dan aturan yang transendental ketuhanan metafisik yang diangkap menghambat kebebasan mengalirnya arus hasrat.
Tetapi perkembangan informasi memungkinkan menciptakan smacam solusi citra yaitu penciptaan bebagai bentuk substitusi dalam dunia fisik (fisika) maupun dunia sprit metafisika dalam wujud simulasi citra.
Didalam dunia citra tersebut hasrat mendapatkan dua keuntungan sekaligus yaitu, ia mendapatkan sebuah ruang bagi perluasan saluran pelepasan arusnya yakni pelepasan hasrat lewat dunia simulasi (virtual );
Sementara itu di sisi lain memperluas ruang bagi perlawanannya terhadap kekuatan -kekuatan transendental yang membatasinya (Tuhan ) dengan menciptakan substitusi substitusi berupa simulasi yang serupa yang disebut hal yang cuci itu sendiri.
Dunia realitas sekarang terjadi demikian, untuk mendapatkan hasratnya Tuhan dan ayat ayat suci menjadi batu loncatan sekaligus membuka jalan untuk mencapai puncak.
sehingga di setiap panggung keagamaan selalu beretorika dan dijadikan tempat untuk memperbaiki citra untuk mencapai terpenuhinya hasrat.
Jangan Heran retorika kini kita saksikan memenuhi hasrat memaksakan kehendak Otonomi khusus dan DOB di Papua aturan norma dan agama tidak lagi prioritas.
Kita Melawan dan Berhadapan dengan Narasi besar memiliki daya dongkrak yang kuat memuluskan hasrat dan kepuasan individualisme kapital dan oligarki global.
Mari Ngopi Dulu.
#PapuaBukanTanahKosong.
#AkuCintaTanahDanDusun
Komentar
Posting Komentar