Langsung ke konten utama

VICTOR YEIMO-TB MDR DAN PDT.DORMAN WANDIKBO PRESIDEN GIDI-WAJAH PEMIMPIN GEREJA YANG BENAR DAN BERANI !

VICTOR YEIMO-TB MDR DAN PDT.DORMAN WANDIKBO PRESIDEN GIDI-WAJAH PEMIMPIN GEREJA YANG BENAR DAN BERANI !

Victor Yeimo adalah aktivis HAM terkemuka bangsa Papua Barat yang saat ini sedang mendekam dalam penjara Indonesia atas tuduhan kasus rasisme 2019 yang dituduhkan polisi dan militer Indonesia kepadanya. Ia menjadi satu-satunya aktivis Papua yang konsisten dalam perjuangan sejak masih mahasiswa. Dalam kasus rasisme ia dituding sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas konflik berdarah yang terjadi pada September 2019 di beberapa kota Papua khususnya di kota Jayapura. Ia memang terlihat memimpin orasi dalam aksi demo damai ke kantor Gubernur Papua pada bulan Agustus dalam sebuah mobilisasi demonstrasi yang berlangsung dan berakhir dengan aman dan damai. Tetapi militer indonesia menuduhnya sebagai dalang dan ikut terlibat dalam kericuhan pada demonstrasi berikutnya yang memicu jatuhnya banyak korban. 

Oleh karena itu dalam sidang hari ini, ia didakwa dengan pasal klasik "makar" oleh pengadilan negeri kelas 1 Jayapura yang berlangsung sangat ketat karena diluar gedung persidangan, massa rakyat Papua sudah berkumpul untuk mengikuti dan menyimak jalannya persidangan tersebut. Sidang akan dilanjutkan pada  beberapa hari mendatang untuk mendengar eksepsi dari kuasa hukum VY. 

TB-MDR

Victor Yeimo ditahan pada bulan September 2021 setelah dimasukkan dalam daftar pencarian orang oleh kepolisian setempat. Ia sempat diamankan ke PNG dan ditangkap oleh kepolisian Indonesia setelah kembali secara rahasia beberapa bulan kemudian. Polisi Indonesia di bawah komando Irjen Pol Mathius D. Fakhiri Kapolda Papua,  ia dijebloskan ke dalam tahanan Mako Brimob Polda Papua. 2 bulan pasca penahanannya kondisi VY akhirnya menurun setelah ia ditahan di dalam ruangan pengab tak berventilasi. Ia dikabarkan menderita TB Paru oleh sebuah tim medis yang dibentuk oleh RS Dok 2 Jayapura. Ia kemudian dievakuasi ke RS Dok 2 setelah tekanan massa kepada pimpinan kejati Papua yang enggan mengeksekusi putusan pengadilan. VY kemudian diperbolehkan menjalani pengobatan intensif di RSUD Dok 2 Jayapura untuk kasus TB Paru yang dideritanya. Dimana dalam perjalanannya ternyata sang aktivis didapatkan menderita TB-MDR. 

TB-MDR adalah suatu kondisi resistensi obat yang terjadi pada kuman micobacterium tuberkulosis (MTB). Pada kondisi resisten ini terdapat beberapa jenis obat TB yang tidak bisa lagi membunuh kuman MTB tersebut. Dengan kata lain, tentu saja akan berbahaya bagi keselamatan nyawanya.TB MDR secara umum akan repot dalam pengobatan dan oleh itu membutuhkan perhatian yang ekstra terutama dalam memakan obat2an yang akan diberikan dalam program terapi. Kegagalan TB MDR cukup besar jika kurangnya kepatuhan sehingga dapat berdampak buruk. Apalagi saat ini dunia dan Papua sedang berada dalam kondisi pandemi Covid19 yang mulai menanjak lagi insidensi kasusnya. Oleh karena itu, VY membutuhkan waktu dan suasana baru yang ekstra untuk dapat menjalani pengobatannya sampai tuntas. 

RESIKO PENULARAN DAN ANCAMAN COVID 19

TB-MDR entah yang resisten rifampisin dan beberapa obat lainnya, memiliki tingkat penularan yang tinggi. Jangankan dengan MDR,  tanpa MDR pun penularan TB sangat cepat karena ia menular melalui udara yang mengandung kuman MTB tadi. Apalagi dengan status MDR, kuman ini berpotensi menular kepada siapapun tanpa pandang buluh. Apalagi saat ini situasi Covid19 tengah mengalami eksaserbasi. Ini meningkatkan risiko yang kian besar mengancam nyawa sang aktivis Papua ini. Oleh karena itu, kejaksaan dalam konteks ini Pengadilan Negeri Kelas 1 Jayapura mesti bijak dalam mengambil keputusan. Sebab keputusan yang gegabah dan karena tekanan kelompok tertentu dapat berakibat fatal bagi keselamatan nyawa para tahanana lapas Abepura lainnya. Apalagi piagam dewan HAM PBB dan Undang-Undang menjamin hak mendapatkan perawatan kesehatan bagi tahanan politik dan pidana sebagaimana masyarakat biasa ada umumnya. 

PDT DORMAN WANDIKBO-PRESIDEN GIDI: WAJAH GEMBALA GEREJA YANG BENAR

Sidang perdana kasus VY ini dihadiri oleh presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pdt. Dorman Wandikbo, S.Th,.M.Th. Kehadiran beliau dalam sidang ini bagi penulis menunjukkan beberapa hal: 1) Wajah gembala gereja yang benar sesuai ajaran dan teladan Yesus Kristus sang kepala Gereja.  Mengapa? Karena gereja sesungguhnya adalah entitas umat- manusia yang adalah gambar dan rupa dari Allah Bapa Yang Maha Kuasa. Gereja bukanlah bangunan. Bukan khotbah2 yang tinggi dan besar di atas altar. Bukan gereja yang abstrak. Gereja pada prinsipnya adalah umat Allah yang ada di bumi. Sebagai pemimpin gereja, Pdt. Dorman telah membuktikan dirinya sebagai gembala yang baik dan benar. 2) Wajah gembala yang berani dan gembala yang cinta pada umatnya, pada dombanya. Gembala yang baik tidak pernah membiarkan satupun dombanya dimangsa serigala. 

Oleh karena itu Pdt. Dorman sudah membuktikan dirinya sebagai gembala sejati yang berani dan benar. Di Papua hari ini, banyak gembala-gembala yang tidak jelas orientasi tugasnya. Banyak yang bergelar hamba maupun pendeta tetapi lebih memilih mengembalakan domba2 yang aman2 saja, main pilih2 muka dan jenis domba. Tidak bernyali untuk masuk menyelamatkan domba2 yang butuh pertolongan nyata dan mendesak. Banyak pula gembala dan pendeta berdasi yang hanya jago onani dan obral abril ayat2 Tuhan tanpa melihat ke samping kanan dan kiri guna merasakan penderitaan umat Allah yang menderita di bawah tekanan tirani militer dan penguasa. Banyak yang hanya bisa menjadi gembala2 di dalam gedung berAC yang rutin khotbah kedamainan, keadilan semu di dalam tempat2 peribadatan yang megah2 bak mall atau kantor2 pemerintah.

VICTOR YEIMO DAN PDT DORMAN WANDIKBO: PARA GEMBALA YANG BENAR DAN BERANI

Tidak perlu diragukan lembaran kitab putih sejarah bangsa Papua sudah, sedang dan akan mencatat bahwa dua putra Papua ini adalah simbol dari pemimpin sekaligus gembala bagi kawanan domba-dombanya masing2. Mereka adalah dua individu dari sedikit gembala2 di Papua yang pernah berdiri kokoh menentang penindasan dan pembunuhan sistematis umat manusia di tanah ini. Sampai dengan kiamat pun kami yakin dan percaya bahwa di tanah ini akan banyak rakyat yang sadar dan bangkit berdiri dibelakang barisan dua gembala yang benar dan berani seperti mereka. Tuhan tuntun dan buka jalan bagi tegaknya keadilan dan kebenaran ditanah orang Melanesia ini.  Wa... wa...wa.... 

©TSD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELIHAT PELANGGARAN HAK PENENTUAN NASIB SENDIRI BANGSA PAPUA BARAT DAN CARA PENYELESAIANNYA.

MELIHAT PELANGGARAN HAK PENENTUAN NASIB SENDIRI BANGSA PAPUA BARAT DAN CARA PENYELESAIANNYA. Merefleksikan 60 Tahun (1 Mei 1963-1 Mei 2023) Kekuasaan Indonesia di Papua Barat (By:Kristian Griapon, Mei 1, 2023) Tinjauan Kasus Indonesia telah melanggar hak penentuan nasib sendiri (rights to self determinations), hak politik bangsa Papua Barat di wilayah geografi New Guinea Bagian Barat yang kini disebut Papua Barat. Hak politik bangsa Papua Barat itu telah dijamin berdasarkan perjanjian New York, 15 Agustus 1962, sebuah perjanjian yang telah diratifikasai oleh para pihak Indonesia dan Belanda, yang bersengketa dalam perebutan kekuasaan terhadap wilayah geografi New Guinea Bagian Barat, dan telah menjadi pelaporan Sekjen PBB, serta dideposit pada majelis umum PBB. Pelanggaran hak penentuan nasib sendiri berdasarkan fakta pelaksanaan Pepera (Act of Free Choice) 14 Juli - 2 Agustus 1969 di Papua Barat oleh Indonesia, telah melanggar klausula New York Agreement, 15 Agustus 1962,

Refleksi Paskah dan teologi pembebasan dalam perjuangan rakyat Papua Barat dari penindasan.

Refleksi Paskah dan teologi pembebasan dalam perjuangan rakyat Papua Barat dari penindasan. Tuhan Yesus itu meninggalkan kemuliaan, tinggalkan kebenaran, tinggalkan sifa ke Allahan dan siap menderita. Siap diolok, siap disiksa, siap diejek dan siap di kurang dalam penjara terali besi.  Bagaimana orang Papua yang sedang memperingati hari kematian Yesus di kayu salib. Apakah orang Papua elit-elit politik, tokoh-tokoh gereja, siap meninggalkan rumah  mewah, tinggalkan Jabatan, tinggalkan kemapanan dan mengambil keputusan berjuang bersama rakyat Papua menuntut kemerdekaan dari indonesia.   Apakah orang asli Papua saat ini peringatan hari paskah siap mati seperti Yesus demi selamatkan orang asli Papua dari pemusnahan secara sistematis masif dan terstruktur? Bicara Papua Merdeka takut mati apalagi mengorbankan diri menderita dalam perjuangan pembebasan Nasional Papua Barat. Jika anda takut bicara pembebasan Bangsa dari perbudakan dan cengkraman kolonial maka anda tidak bisa menga

MASYARAKAT ADAT KEMBALI MEMBAKAR MOBIL INOVA BERISI MIRAS DI DOGIYAI.

MASYARAKAT ADAT KEMBALI MEMBAKAR MOBIL INOVA BERISI MIRAS DI DOGIYAI. Dogiyai, Tanggal 09 April 2022. Kemarin  Masyarakat Adat Dogiyai Kembali membakar mobil inova berisi minuman keras di Dogiyai. Proses Pembakaran tersebut dilakukan oleh Masyarakat Adat Dogiyai di kali buda/Kasuari di distrik Dogiyai pada hari sabtu 09 /4/2022 Jam 08 : 5 WIT pada waktu Papua Barat. . Di Kabarkan bahwa, Pelaku/Sopirnya telah melarikan diri dan masih dalam proses Pengejaran terhadap pelaku oleh Masyarakat adat Dogiyai. Menurut keterangan Masyarakat, Ketika pelaku tertangkap maka selanjutnya akan dilakukan Proses Penyelidikan. Melalui Proses Penyelidikan akan ketahuan siapa aktor di balik pengedaran miras selama ini di Meepago Papua. Masyarakat Adat Dogiyai telah bersepakat bahwa siapapun termasuk Pesawat sekalipun bila menjadi pengedar Miras di Dogiyai. Maka dianggap Pelanggar Ketentuan Hukum Masyarakat Adat Dogiyai. Maka Konsekuensinya atas pelanggaran ketentuan masyarakat Hukum Adat adalah